Pengertian Kebutuhan Khusus dan Jenisnya


stilah-istilah yang terkait dengan pendidikan khusus benar-benar banyak. Beberapa salah satunya kemungkinan pernah Anda dengar. Misalkan, istilah hebat adalah satu istilah yang dekat pada dunia pendidikan di Indonesia, khususnya dalam hubungannya dengan pendidikan luar biasa, terlebih saat sebelum dipakainya dengan sah istilah pendidikan khusus. Tetapi, sejauh ini, pemakaian istilah hebat masih memunculkan ketidaksamaan pemahaman di kelompok pengajar sendiri, seperti yang diutarakan oleh Mulyono Abdulrachman (2000). Selain itu, ada beberapa istilah yang lain berkaitan dengan pendidikan khusus.

Karena beberapa istilah itu adalah istilah kunci dalam Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Khusus, karena itu pada Aktivitas Belajar 1 ini kita akan membahas lebih dulu arti beberapa istilah itu, hingga kita memiliki wacana yang masih sama mengenai istilah yang hendak kita pakai dalam semua materi mata kuliah ini. Dengan mempunyai wacana yang oke mengenai beragam istilah yang berkaitan, Anda jadi lebih oke pelajari materi
berikutnya.

Sesudah menuntaskan aktivitas belajar ini, Anda diharap sanggup menerangkan pemahaman beragam istilah yang berkaitan dengan pendidikan khusus dan bisa mengenali beberapa jenis kebutuhan khusus. Untuk
meraih tujuan itu, baca rincian dan beberapa contoh berikut dengan jeli, dan lakukan latihan yang diberi dengan disiplin!

Defenisi Berbagai Istilah

Saat sebelum terbitnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Mengenai Mekanisme Pendidikan Nasional (UU No.20/2003 mengenai Sisdiknas), istilah yang dipakai untuk anak berkebutuhan khusus ialah anak hebat, dan pendidikan untuk beberapa anak ini dikatakan sebagai pendidikan hebat (PLB), yakni pendidikan untuk anak yang mempunyai keluarbiasaan. Keluarbiasaan adalah kata benda yang dari kata karakter luar biasa, yang bisa disamakan kata exceptional dengan bahasa Inggris.

Dengan begitu, secara harfiah keluarbiasaan bermakna memvisualisasikansuatu hal yang luar biasa. Suatu hal yang hebat bisa berbentuk suatu hal yang benar-benar positif atau kebalikannya suatu hal yang negatif. Searah dengan pertimbangan berikut istilah keluarbiasaan dipakai dalam pendidikan hebat (PLB).

Dengan begitu, anak hebat (ALB) ialah anak yang memiliki suatu hal yang hebat yang krusial membandingkannya dengan anakanak seusia pada umumnya. Keluarbiasaan yang dipunyai anak itu dapat adalah suatu hal yang positif, dapat yang negatif. Dengan begitu,keluarbiasaan itu bisa ada di atas rerata anak normal, dapat ada di bawah rerata anak normal. Karena itu, bila kita bicara mengenai anak hebat karena itu yang kita tujuan tidak cuma beberapa anak yang memiliki kekurangan, tapi juga beberapa anak yang memiliki kelebihan.
Dalam PP No. 17/2010 mengenai Pengendalian dan Penyelenggaraan Pendidikan, anak hebat dikatakan sebagai peserta didik berkelainan.

Tiap orang memiliki kekurangan atau kekurangan dan kemampuan atau kelebihan. Tetapi, pada peserta didik berkelainan (anak luar biasa), kekurangan atau kelebihan atau yang kerap disebutkan penyelewengan atau abnormalitas itu benar-benar krusial hingga memperlihatkan ketidaksamaan yang terang dengan beberapa anak normal pada umumnya. Seterusnya, keluarbiasaan atau abnormalitas itu punya pengaruh pada service pendidikan supaya anak masih tetap dapat meningkatkan kekuatannya secara maksimal.

Anak Berkebutuhan Khusu Menurut Undang-undang

Semenjak berfungsinya UU No. 20/2003 mengenai Sisdiknas karena itu dipakai istilah pendidikan khusus, yang menurut Pasal 32, ayat 1 “adalah pendidikan untuk peserta didik yang mempunyai tingkat kesusahan dalam
meng ikuti proses evaluasi karena abnormalitas fisik, emosional, psikis, sosial, dan/atau berpotensi kepandaian dan talenta spesial “.Dengan begitu, istilah anak hebat dan keluarbiasaan tidak digunakan kembali, tapi

ditukar dengan istilah peserta didik berkelainan (PP No. 17/2010, Pasal 29). Lebih lembut, kita bisa mengatakan sebagai anak berkebutuhan khusus, yang dengan bahasa Inggris dikatakan sebagai spesial need children atau
spesial need students atau child with spesial needs. Kebutuhan khusus itu berkaitan dengan kesusahan yang ditemui peserta didik karena ada abnormalitas dalam diri anak itu. Searah sama ini, istilah anak hebat diganti
jadi anak berkebutuhan khusus (ABK), dan keluarbiasaan ditukar dengan abnormalitas.

Sesuai UU No. 20/2003 mengenai Sisdiknas, anak berkebutuhan khusus bisa diartikan sebagai anak yang karena keadaan fisik, emosional, psikis, sosial, dan/atau mempunyai kepandaian atau talenta spesial membutuhkan kontribusi khusus dalam pembelajaran. Dalam kerangka pengadaan service pendidikan, istilah peserta didik atau anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus itu bermakna yang sama. Oleh karenanya, dalam modul ini beberapa istilah itu kerap dipertukarkan atau digunakan dengan berganti-gantian supaya kita ingat jika satu keadaan bisa disebutkan secara beragam nama.

baca juga: Menjadi Guru Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Anak dengan kepandaian atau talenta spesial akan tertolong pada proses evaluasi bila materi yang perlu ia ketahui diperkaya. Kenapa beberapa istilah ini selalu berbeda? Argumen yang khusus ialah mengutamakan segi positif dari beberapa anak ini. berkembang maksimal. Kontribusi khusus berikut yang dikatakan sebagai kebutuhan khusus.

Kelasifikasi Anak Kebutuhan khusus

Tipe kebutuhan khusus benar-benar berkaitan pada tingkat kesusahan yang ditemui anak saat meng ikuti proses pembelajaran. Tipe kesusahan berikut yang munculkan kebutuhan khusus supaya anak bisa meningkatkan kekuatannya secara maksimal. Tipe kebutuhan ini bisa disaksikan dari sektor yang alami penyelewengan dan dapat disaksikan dari penyelewengan. Sektor penyelewengan terkait dengan faktor dan/atau pemicu berlangsungnya penyelewengan, dan arah penyelewengan merujuk ke arah yang bermula dari keadaan normal (ke bawah atau ke atas normal). Kelompok anak/ peserta didik abnormalitas atau kebutuhan khusus berdasar tipe penyelewengan, menurut Mulyono Abdulrachman (2000) dibikin untuk kepentingan pembelajaran. Kelompok itu sebagai berikut.

  1. Barisan yang alami penyelewengan atau abnormalitas pada sektor cendekiawan, terbagi dalam anak yang hebat pintar (intellectually perkasa) dan anak yang tingkat kepandaiannya rendah atau yang disebutkan tunagrahita.
  2. Barisan yang alami penyelewengan atau keluarbiasaan yang muncul karena kendala sensoris atau indra, terbagi dalam anak tunanetra dan tunarungu.
  3. Barisan anak yang mendapatkan kesusahan belajar dan masalah komunikasi.
  4. Barisan anak yang alami penyelewengan sikap, yang terdiri dari anak tunalaras dan penyandang masalah emosi, termasuk autis.
  5. Barisan anak yang memiliki keluarbiasaan/penyelewengan double atau berat dan kerap dikatakan sebagai tunaganda.

Apabila masalah di atas normal cuma dikenali satu arti jadi masalah di bawah normal dikenali beberapa arti sebab situasi masalah di bawah normal sangatlah beragam. Beberapa jenis masalah di bawah normal ialah (1) tunanetra, (2) tunarungu, (3) masalah komunikasi, (4) tunagrahita, (5) tunadaksa, (6) tunalaras, (7) berkesulitan belajar, serta (8) tunaganda, yang masing-masing memiliki kebutuhan khusus sendirisendiri. Silahkan kita ulas dengan singkat tiap-tiap model peserta didik dengan kebutuhan khusus itu lantaran grup ini mayoritas searah dengan kemunculan pelayanan pendidikan khusus/gemilang di Indonesia, serta modulmodul selanjutnya akan berpedoman terhadap grup ini. Pengkajian secara luas serta mempunyai sifat lebih tehnis akan Anda melakukan pada modul-modul berikutnya.

Dengan menyadari dengan cara umum beberapa jenis masalah/kebutuhan khusus, Anda akan memiliki fundamen yang kuat di dalam mempelajari tiap-tiap model kebutuhan khusus/masalah pada modul-modul berikutnya.

Tunanetra

Tunanetra bermakna kurang penglihatan. Searah dengan arti itu, arti ini digunakan buat mereka yang alami masalah pandangan yang menimbulkan peran pandangan tak bisa dilaksanakan. Oleh sebab
masalah itu, penyandang tunanetra memberikan ketidakcocokan yang krusial sama mereka yang penglihatannya memiliki fungsi dengan cara normal. Berkenaan dengan itu, anak tunanetra memiliki kebutuhan khusus yang menuntut terdapatnya servis khusus hingga kapasitas yang dipunyai oleh banyak tunanetra bisa berkembang dengan cara maksimal.

Apa di kelas Anda ada anak yang alami masalah pandangan? Apabila masalah pandangan itu memanglah secara krusial mengacaukan proses evaluasi, pasti anak ini mesti mendapat pelayanan khusus. Akan tetapi, ada masanya masalah pandangan

tersebut tetap bisa dikerjakan kacamata, contohnya anak ini masih dapat masih meng ikuti evaluasi tiada butuh kontribusi khusus. Yang dibutuhkan kemungkinan cuma setting tempat duduk hingga pandangan
anak tak terganggu. Oleh sebab itu, Anda mesti sanggup mengenali masalah pandangan yang dihadapi oleh anak. Selain itu, Anda pun mesti siaga kepada beberapa anak yang memberikan tabiat yang barangkali berasal dari masalah pandangan atau tabiat yang bisa mengakibatkan berlangsungnya masalah penglihatan.

Tunarungu


Arti tunarungu dikenai buat mereka yang alami masalah pendengaran, dimulai dengan yang mudah hingga sampai yang berat. Masalah ini bisa terjadi semenjak lahir (sebagai bawaan), bisa pula terjadi seusai
kelahiran. Arti yang lain kerap dipakai untuk memvisualisasikan anak yang alami masalah pendengaran ialah anak tuli. Akan tetapi, sesungguhnya arti anak tuli ini cuma sebagai satu diantaranya pengelompokan dari masalah pendengaran. Ke bahasa Inggris kerap dikatakan sebagai hearing impaired atau hearing disorder.

Oleh sebab situasi khusus ini, anak tunarungu butuh kontribusi khusus, baik di kehidupan seharian ataupun
dalam pendidikan. Dalam derajat khusus, bisa saja beberapa anak ini ada di dalam kelas Anda. Oleh sebab itu, Anda diinginkan sanggup mengenali kemunculan beberapa anak ini hingga kontribusi /pelayanan khusus
buat mereka bisa dirancang.

Masalah Komunikasi

Masalah komunikasi atau ke bahasa Inggris dimaksud communication disorder, sebagai masalah yang cukup krusial lantaran kebolehan melakukan komunikasi memungkinnya satu orang untuk berhubungan sama orang
lain. Apabila kebolehan ini terusik jadi proses hubungan akan terusik pula. Pada dasarnya, masalah komunikasi bisa dipisah jadi dua grup, adalah masalah berbicara (lantaran kerusakan organ bicara) serta masalah bahasa (speech disorder serta language disorder). Masalah berbicara yang kerap dikatakan sebagai tunawicara bisa berasal dari masalah pendengaran yang terjadi semenjak lahir atau kerusakan organ berbicara, contohnya lidah yang terlalu pendek hingga anak tidak bisa menghasilkan bunyi secara sempurna. Masalah pendengaran yang terjadi semenjak lahir condong mengarah terhadap masalah berbicara lantaran yang

Tunagrahita

Tunagrahita atau kerap dikenali cacat psikis ialah kebolehan psikis yang ada di dalam bawah normal. Barometer yang kerap dikenai untuk ini ialah tingkat kepandaian atau IQ. Anak yang krusial memiliki IQ di bawah normal selaku anak tunagrahita. Sebagai halnya perihalnya anak tunarungu, tunagrahita pun bisa digolongkan jadi tunagrahita mudah, berat, serta sedang. Walaupun yang mencolok di dalam masalah tersebut ialah kebolehan psikis yang di bawah normal, akan tetapi situasi ini punya pengaruh pada kebolehan yang lain, seperti kebolehan untuk berbaur serta membantu diri sendiri.

Anak tunagrahita barangkali banyak ditemui di SD biasa, bahkan bisa juga dalam kelas Anda sendiri. Coba cermati prestasi beberapa anak yang ada di dalam kelas Anda. Adakah di di antara anak itu yang beberapa kali tak naik kelas? Atau anak yang kebolehan akademisnya jauh di bawah rerata kelas? Secara sesaat
(meskipun belum pasti), anak yang begitu ini bisa dideteksi selaku anak tunagrahita. Akan tetapi, pertanyaan berikut yang penting Anda jawab ialah kenapa di Indonesia, yang memiliki sekolah khusus buat anak tunagrahita, anak yang berdaya sesuai itu ada pada SD biasa? Anda pasti bisa jawab pertanyaan ini.

Tunadaksa

Tunadaksa secara harfiah bermakna cacat fisik. Oleh sebab kecacatan ini, anak itu tak bisa jalankan peran fisik dengan normal. Anak yang kakinya tak normal lantaran terkena polio atau yang anggota badannya
diamputasi lantaran satu penyakit bisa digolongkan pada anak tunadaksa. Arti ini pun meliputi masalah fisik serta kesehatan yang dihadapi oleh anak hingga peran yang penting dilakoni selaku anak normal, seperti penyelarasan, perpindahan, komunikasi, belajar, serta rekonsilasi individu, secara krusial terganggu. Oleh sebab itu, ke golongan ini dapat ditempatkan beberapa anak yang memiliki penyakit epilepsy (ayan), cerebral palsy, masalah tulang belakang, masalah pada tulang serta otot, dan yang alami amputasi.

6. Tunalaras

Arti tunalaras dipakai selaku persamaan dari arti behavior disorder ke bahasa Inggris. Golongan tunalaras kerap pun digolongkan dengan anak yang alami masalah emosi (emotionally disturbance). Masalah yang muncul di beberapa anak ini berbentuk masalah tabiat, seperti sukai melukai diri pribadi (contohnya mengoyak-oyak
busana atau memukul-mukul kepala), sukai menyerbu kawan (agresif) atau bentuk penyelewengan tabiat yang lain.

Termasuk dalam golongan ini ialah beberapa anak pasien autistik, adalah beberapa anak yang memberikan tabiat menyelimpang yang  mencelakakan, baik buat diri sendiri ataupun buat orang lain. Contohnya, memukul-mukul dengan berkepanjangan, melemparkan/membanting beberapa benda disekitarnya, serta jemari tangan yang diputar-putar. Dari sisi autistik atau autism, dalam golongan ini pun termasuk attention deficit disorder (ADD) serta attention deficit hyperactive disorder (ADHD). Dari arti tuturnya, Anda bisa mengira kalau penyandang ADD ialah mereka yang memperoleh persoalan dalam memfokuskan perhatian (tak sanggup memfokuskan perhatian) hingga mencelakakan diri pihak lain serta sendiri. Di Indonesia, golongan anak ini kerap dikatakan sebagai beberapa anak nakal walaupun sesungguhnya arti itu kurang tepat. Secara khusus, Anda
bisa mengulas terkait ciri serta pendidikan buat beberapa anak ini dalam Modul 7, yang mengulas terkait ciri serta pendidikan buat anak tunalaras.

7. Anak Berkesulitan Belajar

Anak berkesulitan belajar sebagai beberapa anak yang memperoleh persoalan belajar bukan lantaran masalah yang dirasakannya. Beberapa anak ini pada biasanya memiliki tingkat kepandaian yang normal, akan tetapi tak sanggup sampai prestasi yang selayaknya lantaran memperoleh persoalan belajar. Oleh sebab itu, Anda pastinya bisa menyadari kalau beberapa anak ini tak simpel dideteksi serta sangat terdapat banyak antara beberapa anak yang bersekolah di sekolah biasa. Menurut kajian yang sedang dilakukan oleh Sunardi (2000), 7,4% dari beberapa anak kelas 1 di satu kecamatan di Boyolali menanggung derita persoalan belajar, sedang data dari Pusbangkurandik, 13, 94% dari anak-anak SD dari 4 propinsi menemui persoalan belajar. Bagaimana tanggapan
Anda kepada info itu? Selaku guru, Anda pastinya terkejut.

Tidak mungkin, di kelas Anda ada beberapa anak golongan ini. Oleh sebab itu, Anda berkewajiban untuk sanggup mengenali mereka, setelah itu memberi kontribusi yang sesuai kepentingannya. Oleh karena itu,
dalamilah secara jeli Modul 8. Modul ini akan membawa Anda untuk mempelajari arti anak berkesulitan belajar, mengenali sifatistiknya, dan merencanakan program untuk menolong beberapa anak itu.

Baca Juga: Cara mengelola keuangan rumah tangga

8. Tunaganda

Sesuai arti arti tunaganda, golongan penyandang masalah model ini ialah mereka yang mempunyai lebih satu model abnormalitas. Contohnya, penyandang tunanetra serta tunarungu sekalian, penyandang
tunadaksa diikuti tunagrahita atau juga tunadaksa, tunarungu, serta tunagrahita sekaligus. Pasti bisa dipikirkan begitu besarnya masalah yang dipakai, yang pastinya beresiko pada kompleksnya pelayanan pendidikan yang seyogianya dipersiapkan. Oleh sebab situasi tunaganda yang sesuai itu, ada kemungkinan mereka ada di dalam SD biasa pasti sangatlah kecil. Akan tetapi, selaku guru, pengetahuan Anda terkait anak tunaganda akan memperlebar pandangan Anda terkait peserta didik berkelainan. Sekolah luar biasa untuk penyandang tunaganda dikatakan sebagai SLB-G. Kita telah mengulas beberapa jenis anak dengan kebutuhan khusus, yang
segalanya sejumlah 9 model, adalah satu yang berkaitan dengan masalah di atas normal serta 8 yang berkaitan dengan masalah di bawah normal. Penting Anda pahami kalau beberapa jenis anak dengan kebutuhan khusus
itu dibentuk berdasar model pelayanan pendidikan yang dibutuhkan serta sekolah gemilang yang siap di Indonesia. Pada modul-modul selanjutnya, 7 dari 9 model masalah atau kebutuhan khusus itu akan dibicarakan lebih dalam, yang masing-masing akan meliputi arti serta yang menimbulkan,
ciri, dan kebutuhan pendidikannya.

You might also like